Jumat, 19 September 2014

Indonesia Kekurangan Pasokan Aluminium



JAKARTA - Indonesia masih kekurangan pasokan aluminium mencapai lebih dari 500 ribu ton per tahun. Dari total kebutuhan aluminium untuk industri domestik yang mencapai 600-800 ribu ton per tahun, jumlah yang bisa dipenuhi dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) hanya sekitar 104 ribu ton per tahun.

"Dari produksi 260 ribu ton aluminium ingot per tahun yang diproduksi Inalum, hanya 40% yang dijual ke pasar dalam negeri. Aluminium ingot adalah produk turunan dari aluminium berbentuk batangan," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahajana di Jakarta.

Dia mengakui, kapasitas produksi Inalum saat ini memang belum mencukupi kebutuhan aluminium ingot di dalam negeri. Oleh karena itu, Indonesia masih menggantungkan kekurangan pasokan aluminium dari impor.

Agus mengungkapkan, selain kapasitas produksi Inalum yang belum mencukupi kebutuhan nasional, penjualan hasil produksinya juga harus dilakukan berdasarkan hasil master agreement antara pemerintah Indonesia dengan konsorsium Jepang. Dalam kesepakatan tersebut, sebanyak 60% dari produksi Inalum diekspor ke Jepang dan sisanya untuk dipasarkan ke dalam negeri.

Oleh karena itu, menjelang berakhirnya kerja sama dengan konsorsium Jepang pada Oktober tahun depan, kepemilikan 100% saham Inalum oleh pemerintah menjadi sangat krusial. Dengan menguasai Inalum secara penuh, pemerintah bisa memutuskan strategi bisnis perusahaan di Sumatera Utara tersebut, termasuk untuk memprioritaskan kebutuhan aluminium ke pasar dalam negeri.

"Kepemilikan penuh Inalum membuat pemerintah bisa menentukan strategi ekspansi perusahaan," ujar dia seperti dilansir Antara.

Menurut Agus, salah satu rencana ekspansi Inalum untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, adalah dengan menambah kapasitas produksi menjadi 410.000 ton per tahun. Ekspansi tersebut membutuhkan dana sekitar US$ 1,5 miliar. Saat ini, Inalum telah memasok kebutuhan aluminium kepada 80 perusahaan lokal di Jawa.

Rencana Inalum

Akhir pekan lalu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa telah menegaskan, pemerintah memastikan untuk mengambil alih perusahaan tambang aluminium Inalum, yang mayoritas sahamnya saat ini dimiliki oleh perusahaan Jepang. Setelah diambil alih pada 2013, Inalum akan investasi sekitar Rp 12 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi dan siap go public.

Keputusan pengambilalihan perusahaan yang berlokasi di Asahan, Sumatera Utara, merupakan salah satu hasil kesimpulan dalam rapat koordinasi dengan seluruh instansi terkait, dengan mempertimbangkan kontrak karya dan kepentingan nasional. Pengambilalihan ini tidak melibatkan BUMN.

Rapat juga menyimpulkan perlunya dilakukan audit terhadap sisa aset untuk menentukan nilai pembeliannya. Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 7 triliun untuk akuisisi ini. "Per 2013, semua saham Inalum harus kembali ke Indonesia 100%. Nilai Rp 7 triliun itu baru perkiraan appraisal, tapi perlu diaudit lagi," ujar Hatta di Jakarta. Sumber:kemenperin

Senin, 08 September 2014

Teknologi Perbankan Terbaru di IBEX 2014 Dari Bank Rakyat Indonesia / BRI



Bertempat di Assembly Hall dan Lower Lobby Jakarta Convention Center, perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) kembali menyelenggarakan Indonesia Banking Expo (IBEX) 2014.

Ajang pameran tahunan perbankan Indonesia yang berlangsung dari 28 hingga 30 Agustus 2014 ini terdiri atas berbagai macam kegiatan, antara lain Seminar Perbankan dan Ekonomi; Edukasi Perbankan dan Kompetisi; pameran produk-produk industri perbankan nasional, jasa keuangan; dan pameran industri kreasi anak bangsa lainnya. Pada IBEX 2014 ini juga pertama kali ditampilkan museum perbankan yang mengetengahkan perjalanan perbankan di Indonesia, sejak pertama kali perbankan dikenal di Indonesia.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai bank yang memiliki jaringan kerja cukup besar di negeri ini, menyambut baik penyelenggaraan event ini. Hadir sebagai peserta, Bank BRI turut menjadikan event ini sebagai ajang promosi produk-produknya dan menampilkan fasilitas perbankan berbasis teknologi terbaru, serta menampilkan nasabah yang mempunyai pasar sasaran ekspor.

“Tema dan desain yang akan diangkat dalam IBEX 2014 adalah BRI Hybrid Lounge dan BRISAT (Satelit BRI),” ujar Corporate Secretary BRI Budi Satria. "Kelebihan utama yang diberikan kepada nasabah melalui BRI Hybrid Lounge adalah kecepatan dan kemudahan pembukaan rekening dan one stop transaction. Seperti diketahui, proses pembukaan rekening bank memerlukan waktu terlalu lama bagi nasabah di kota-kota besar yang memiliki keterbatasan waktu. Di BRI Hybrid Lounge, nasabah dapat melakukan pembukaan rekening sendiri melalui mesin self service banking, hanya dalam waktu 4 menit, dengan menggunakan KTP elektronik untuk membuka rekening tabungan Britama hingga menerima kartu ATM yang siap digunakan.”

Budi menambahkan, ciri khas BRI Hybrid Lounge adalah layanan e-channel dan fasilitas self service banking melalui dukungan perangkat-perangkat berteknologi tinggi. Desain interior kantor juga dibuat modern, tetapi nyaman dan tidak kaku. Selain BRI Hybrid Lounge, Bank BRI turut memamerkan program BRISAT.

Menurut Budi, kebutuhan sarana komunikasi satelit menjadi semakin penting karena variasi model jaringan kerja yang dikembangkan oleh Bank BRI. Beberapa inovasi model jaringan kerja yang dikembangkan Bank BRI bersifat mobile, seperti Teras Mobil dan Teras Kapal yang hanya dapat dilakukan secara ekonomis melalui sarana komunikasi satelit.

Peningkatan kebutuhan Bank BRI akan jaringan komunikasi satelit ini diperkirakan akan sulit dipenuhi dari pasokan transponder oleh penyelenggara satelit Indonesia, mengingat ketersediaan transponder di Indonesia yang terbatas. “Oleh karena itu, program Satelit BRI memberikan solusi untuk mengurangi kelangkaan transponder di Indonesia,” kata Budi.

Budi melanjutkan, dengan beroperasinya BRISAT, nantinya seluruh jaringan infrastruktur BRI akan terkoneksi yang kemudian meningkatkan kepuasan nasabah Bank BRI. Koneksi tersebut meliputi Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit, Kantor Kas, Teras BRI, hingga Teras Mobil dengan jumlah total lebih dari 9.800 outlet, serta lebih dari 100.000 outlet e-Channel.

Pada kesempatan yang sama, BRI mengajak mitra binaannya untuk turut meramaikan event IBEX 2014, di antaranya Rifky Aksesoris, Uvy Collection, Wittana Tunggal Putra, dan Raf's Boutique. Budi mengutarakan, IBEX merupakan event tahunan yang diselenggarakan Perbanas. Di event ini semua bank mengadu produk-produk serta layanannya.
 “BRI yang merupakan salah satu peserta, menampilkan produk BRI Mobile, E-pay, Ebuzz, Tabungan BRItama, Kartu Kredit BRI, dan sebagainya,” pungkas Budi. sumber:kompas **SAB**